Katalis ramah lingkungan pengubah gas rumah kaca jadi bensin

Sebuah terobosan terbaru diklaim berhasil membuat katalis untuk mengubah gas rumah kaca menjadi bahan bakar dan tetap ramah lingkungan. Upaya ini menjawab kritik upaya pengubahan karbon dioksida yang selalu memerlukan banyak energi.

Carbon Sciences Inc. mengumumkan kalau mereka berhasil membuat katalis murah dan ramah lingkungan untuk pengembangan teknologi pengubah karbon dioksida menjadi bahan bakar portabel, seperti bensin dan solar. Dengan demikian, ketergantungan terhadap minyak bumi untuk membuat bahan bakar dapat dikurangi.

Pada Agustus lembaga tersebut berhasil membuat katalis mentah dam uji coba terhadap katalis ini pun dilakukan. “Kami telah melakukan uji coba katalis itu dan hasilnya seperti yang sudah direncanakan. Hasil tes laboratorium menunjukkan sebuah langkah penting dalam upaya pembuatan bahan bakar tanpa minyak mentah,” kata Kepala Eksekutif Carbon Sciences Inc. Byron Elton.

Carbon Sciences Inc. berusaha mengembangkan teknologi dengan metode gas ke cair (gas to liquid/GTL) untuk mengubah karbon dioksida menjadi bensin. Tantangan utama dalah aktivasi yang stabil untuk karbon dioksida dan molekul metana. Reaksi GTL diatur melalui suhu, konsentrasi, tekanan, dan waktu kontak. Katalis tersebutlah yang mempercepat reaksi GTL.

Kepala Bagian Teknologi Carbon Sciences Inc. Dr. Naveed Aslam menyebutkan, “Fitur kunci adalah efisiensi konversi dan umur panjang katalis. Efisiensi konversi berarti modal yang kecil untuk memproduksi bahan bakar. Umur panjang berarti tidak perlu sering dimatikan untuk perawatan dan pembersihan katalis. Tidak seperti katalis yang sebelumnya, katalis ini didesain menggunakan baja biasa yang mudah didapat dan murah.”

GTL yang dikembangkan lembaga ini menggunakan sumber dari ladang gas alam, sampah, ganggang, dan biomassa lainnya, sehingga ramah lingkungan.

Sejak awal 2000an, ilmuwan terus berupaya mengembangkan teknologi untuk mengurangi terlepasnya gas-gas rumah kaca, seperti karbon dioksida, ke udara, seperti karbon dioksida. Terobosan yang dilakukan antara lain adalah membuat penangkap dan penyimpan karbon (Carbon Capture and Storage/CCS).

Dengan alat ini karbon yang dilepaskan oleh proses pembakaran di pabrik-pabrik dapat ditangkap, disimpan, dan mungkin juga dilepaskan dengan aman ke dalam tanah. Namun, pemasangan CCS ternyata malah meningkatkan penggunaan bahan bakar untuk pembangkit berbahan bakar fosil atau batu bara hingga 40 persen. Untuk mengatasi masalah yang dihasilkan CCS, kali ini ilmuwan mencoba kembangkan GTL.

Sumber : http://ngi.cc

Top