Pentingkah adanya PRESMA ?




Bicara soal politik, rasanya tak sedikit orang yang ingin terjun. Entah apa sebabnya, namun hal ini sudah menjadi rahasia umum. Meskipun presentase kemenangan kecil, tetap saja banyak calon legislatif yang rela untuk mengeluarkan uang kampanye.

Seorang kader politik yang telah menunjukkan eksistensinya diutus untuk maju menjadi calon Presiden Mahasiswa (Presma). Dan hal itu juga sudah menjadi rahasia umum.Namn yang disayangkan mengapa harus menggunakan sampul agama dalam hal ini. Padahal dilihat dari untung ruginya, keuntungan menjadi presiden mahasiswa adalah menjadi terkenal dikalangan kampus, presiden mahasiswa juga memperoleh keuntungan dari kucuran dana yang dicairkan oleh pihak rektorat. Tapi apa untungnya buat masyarakat kampus sendiri ? Tidak begitu terlihat bahakan bisa dikatakan tidak ada untungnya. Ada atau tidaknya presiden mahasiswa sama saja rasanya (tetep ngampus seperti biasa.

Dalam pesta demokrasi dikampus hanya dimeriahkan oleh mereka yang tergabung dalam organisasi. Tak sedikit mahasiswa yang lebih memilih untuk golput. Hal ini dikarenakan mereka (mahasiswa) menganggap Pemira sama sekali bukan hal yang penting bagi mereka. Mending mikirin tugas dari pada mikir politik kampus yang gak jelas.

Namanya juga manusia pasti ada maunya, kalau dilihat memang betul politik kampus tidak terjadi money politic. Sebab, yang memainkan politik disini adalah orang-orang terpelajar sedang warganya adalah orang yang sedang belajar. Apalagi kalau ada capresma yang menyampuli kekuatan politiknya dengan agama, sangat memprihatinkan sekali untuk yang itu.

Mereka (yang mengatas namakan agama) selalu menentang tentang pemerintahan negara ini dengan menyerukan khilafah adalah sistem yang paling baik dan dianjurkan agama. Ya kalau hidupnya di negara islam ? THIS is Indonesia MAN !!! 

Lihatlah para pejabat-pejabat yang dulu mengolok-ngolok sistem pemerintahan indonesia karena tidak sesuai dengan ajaran agam islam. Namun mereka tetap saja memakan gaji yang diberikan oleh negara ini yang masih menggunakan sistem pemerintahan seperti sekarang.

Jadi kalau sudah begitu, masihkah kita sebagai mahasiswa harus memilih calon presma yang menjadi kandidat ? dan kalau kita pikir kembali, apakah ada dampak positif bagi warga kampus ?

AWAS : Jomblo itu Penyakit Menular



Namanya penyakit menular pasti identik dengan fisik. Namun apa jadinya kalau penyakit menular ini adalah suatu keadaan status dimana sesorang sedang mengalaminya dan menyebabkan orang lain jadi ikut-ikutan. Penyakit ini dinamakan JOMBLO.

Yah, memang betul JOMBLO itu penyakit menular. Orang Jomblo pasti tidak tahan melihat orang lain memiliki pasangan atau kekasih. Apalagi kalau dipamerkan kepada si jomblo. Wah serasa hancur dunia ini bagi si jomblo. Namun si jomblo tidak mau kalah, dia berusaha menyebarkan benih-benih virus jomblo kepada orang lain agar dia tak sendiri menjomblo (dasar jomblo akut).

Dia (si jomblo) berusaha mengompor-ngompori temannya atau orang lain yang sudah memiliki pacara agar mau menjadi jomblo dengan memberikan stimulus kalau punya pacar itu tidak enak (padahal nyesek juga jadi jomblo). Dengan sedikit kata-kata yang cukup manjur mematahkan semangat temannya untuk berpacaran, mereka selalu berusaha menampilkan kebahagiaannya walau mereka jomblo (padahal hatinya menangis).

Dan apa yang terjadi ? penyakit ini sangat ganas, banyak sekali korban atas perbuatan para kaum jomblo. Dari yang berpacaran sudah bertahun-tahun akhirnya bisa putus, terus baru yang berpacaran bahkan korbannya hingga orang yang sedang PDKT. wah, nakal juga tuh penyakit ini. aw aw aw.

Para jombloers tak patah semangat untuk terus menyebarkan virus ini, dan ketika berhasil memakan korban maka dia memiliki semangat baru untuk memiliki pacar lagi (lagi ? pacaran aja belum kok lagi). Licik juga ya si jomblo.

Lembaga Survei IJUM, ditahun 2012 kemarin korban keganasan virus jomblo mencapai angka hampir 20ribuan untuk daerah malang dan sekitarnya. Belum se-provinsi bahakan se-indonesia. gak kebayang kalau semua orang jadi pengen jomblo.

Namun, jomblo bukanlah suatu keadaan yang buruk dan serba negatif. Banyak manfaat yang diperoleh atas status kejombloannya. Disamping bisa fokus terhadap kehidupannya sekarang dan masa mendatang, mereka juga mampu terhindar dari pergaulan yang bebas. Kebanyakan para jomblo memiliki pendirian bahwa bila nanti mereka sukses di karir, maka pasangan manapun akan datang menghampirinya bahkan hinga antre (buset dah kayak mau nonton bioskop aja).

Jadi, jangan beranggapan bahwa jomblo itu suatu keadaan yang buruk, tapi berpikirlah positif atas keadaan tersebut dan mencoba untuk merubahnya menjadi suatu sumber kekuatan untuk merubah hidup agar lebih baik dari sebelumnya. (tergantung individu masing-masing)

BONUS :

Misteri Tentang Rezeki Manusia



Memulai kehidupan tidak selamanya berjalan mulus sesuai keinginan. Sebuah teka-teki pemikiran yang selalu ada dibenak setiap manusia, kenapa aku tidak sekaya mereka ? Mungkin pertanyaan itu selalu ada dan muncul setiap tatkala kita melihat orang lain yang lebih kaya dari kita. Namun sadarkah kita bahwa setiap manusia memiliki rezekinya masing-masing ? dan mungkin sejelk-jelkenya orang berpikiran mengapa orang yang sering berbuat maksiat itu malah bisa sukses dalam menapaki jejak kehidupannya ?

Mari kita kaji firman Allah pada kutipan ayat berikut yang artinya :

"Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu ? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan." QS. Az Zukhurf : 32

Dalam ayat diatas, jelas-jelas Allah lah yang mengatur rezeki kita. Bukan mereka yang sukses, pejabat negara atau presiden negara sekalipun. Dan mungkin timbul juga pertanyaan, mengapa Allah memberi kita rezeki yang sedikit ?

Allah Maha Tahu, tahu akan batas kemampuan kita. Mungkin kita bila diberi rezeki yang melimpah akan lupa mengingat-Nya. Lihatlah kutipan arti ayat berikut :

"seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya." QS. Al Baqarah : 223

"Dan jikalau Allah melapangkan rezeki kepada hamba-hamba-Nya tentulah mereka akan melampaui batas di muka bumi, tetapi Allah menurunkan apa yang dikehendaki-Nya dengan ukuran. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui (keadaan) hamba-hamba-Nya lagi Maha Melihat." QS. Asy Syuura : 27


Allah tahu kalau kita memiliki batas kemampuan dalam menerima rezeki. Mungkin juga kalau kita memiliki rezeki yang melimpah kita akan berbuat maksiat, dan Dia ingin menjaga kita dari fitnah rezeki. Contoh nyatanya, ada orang yang miskin tapi di selalu berbuat maksiat dan ada yang memiliki harta berlimpah tapi dia selalu beramal dan berbuat baik. Juga ada orang yang miskin tapi dia orang yang soleh dan ada orang yang memiliki harta melimpah tapi selalu berbuat maksiat. Itulah kehidupan yang tidak selamanya semua orang bernasib sama.
Meski rezeki kita sudah ada diatur, tapi kita harus tetap berusaha dengan bekerja. Karena kita tidak tahu takdir kita sebelum takdir kita terjadi. Dengan selalu bersungguh-sungguh berusaha dan berdo'a maka jalan menuju takdir kita akan dipermudah oleh-Nya. Sesungguhnya kemiskinan dan kekayaan adalah sebuah ujian dari-Nya. Kita tidak boleh berasumsi bahwa setiap manusia yang miskin sedang menerima ujian dari Tuhan dan mereka yang kaya bukan sebuah ujian. Kekayaan justru sebuah ujian berat, dimana sebagian dari harta itu adalah milik orang lain.
Lalu kenapa mereka yang berbuat maksiat justru mendapat kesuksesan ? 
Pertanyaan ini mungkin juga sering muncul dalam benak diri kita. Tapi kita tidak menyadari bahwa mereka telah melupakan semua kenikmatan yang diberikan oleh Allah, dan Allah akan memberikan semua kenikmatan dunia sehingga mereka lupa akan kehidupan selanjutnya. Bisa dikatakan, nikmat mereka akan habis tatkala mereka hidup di dunia, setelah itu tinggal siksa yang menanti mereka di akhirat nanti. Jadi kita harus selalu berhati-hati, disaat kita banyak berbuat dosa dan maksiat, Allah akan memberi rezeki yang melimpah kepada kita.

Top