Benarkah permainan 3 dimensi berbahaya?

Benarkah permainan 3 dimensi berbahaya?

http://e3.nintendo.com

Minggu lalu Nintendo mengeluarkan peringatan bahaya kerusakan mata bagi anak-anak yang berusia di bawah enam tahun yang memainkan konsol permainan 3 dimensi.
Dalam pernyataan resmi di situs webnya, Nintendo memperingatkan pengguna anak-anak yang belum berusia enam tahun dapat mengalami hambatan perkembangan mata setelah menggunakan fungsi 3 dimensi pada produk terbaru Nintendo yang tidak memerlukan kacamata khusus untuk menghasilkan efek tiga dimensi.
Peringatan ini bukan yang pertama kali karena awal tahun lalu Samsung juga pernah mengeluarkan peringatan serupa yang menggarisbawahi potensi bahaya teknologi 3 dimensi bagi wanita hamil, orang tua, anak-anak, dan orang dengan kondisi medis serius.
Pada April 2010, Samsung--yang produk tiga dimensinya masih memerlukan kacamata khusus--mengungkapkan bahwa teknologi 3D bisa memicu serangan pada penderita epilepsi atau meyebabkan gangguan penglihatan dan pusing, kram, kejang, dan gerakan tanpa sadar seperti kedutan pada mata atau otot.

Lalu, benarkah teknologi 3D memang berbahaya?

Para ahli mata meragukan peringatan tersebut. Gail Stephenson, Kepala Direktorat Ilmu Penglihatan dan Ortoptik Universitas Liverpool mengatakan,"Sampai saat ini belum ada riset maupun bukti ilmiah yang layak yang menunjukkan bahwa teknologi 3D dapat merusak mata anak-anak ataupun orang dewasa".

Gail menambahkan, pada aktivitas lain yang dilakukan dalam waktu lama seperti menonton tv selama berjam-jam, orang juga akan mengalami gejala yang sama sakit kepala, penglihatan kabur dan disorientasi. "Jadi, saya pikir pesan yang hendak disampaikan dari peringatan itu adalah harus ada waktu untuk mengistirahatkan mata saat menikmati teknologi 3D". Nintendo pun memberi saran serupa kepada pengguna konsol permainan terbarunya untuk mengistirahatkan mata setiap 30 menit.
Sumber: The Telegraph

Top